2 Tahun Ditinggal Sang Istri untuk Selamanya ,Ust Maulana Ungkap Alasan Menyentuh Mengapa Enggan Menikah Lagi, Jangan Pernah Remehkan Perasaan Anak


Ustaz Maulana belum menikah lagi setelah dua tahun sang istri meninggal dunia.

Setelah istri meninggal dunia, Ustaz Maulana menjadi orang tua tunggal untuk keempat anaknya.

Ketika ditanya mengenai alasannya tak kunjung menikah, Ustaz Maulana memberikan jawaban yang menyentuh hati.

Dikutip dari Tribun Seleb, istri Ustaz Maulana yakni Nur Aliyah Ibnu Hajar telah menghembuskan napas terakhir pada 20 Januari 2019 lalu.

Istri Ustaz Maulana meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pukul 17.00 WITA.

Istri Ustaz Maulana meninggal dunia lantaran mengidap penyakit kanker usus yang sudah diderita selama tujuh tahun.

Mendiang Nur Aliyah meninggalkan empat orang anak yang kini diasuh sendiri oleh Ustaz Maulana.

Dua tahun ditinggal wafat sang istri, rupanya Ustaz Maula tak kunjung menikah lagi.

Ustaz yang terkenal dengan jargonnya jamaah oh jamaah ini masih dengan setia hidup sendiri bersama keempat anaknya.

Diakui Ustaz Maulana, banyak orang yang bertanya mengapa dirinya tak kunjung menikah lagi, ditambah kini dirinya harus seorang diri mengurus keempat anaknya.

Lewat kanal YouTube pribadinya, Ustaz Maulana menjelaskan alasannya tak kunjung menikah lagi.

“Banyak pertanyaan yang datang pada saya, kenapa sudah hampir dua tahun ustaz tidak menikah lagi,” ucap Ustaz Maulana dikutip dari Tribunnewsmaker.com.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Ustaz Maulana lantas mendatangi putri sulungnya, Naura Munawarrah.

Sempat bertanya banyak hal pada putrinya, Ustaz Maulana pun menyinggung soal pesan khusus dari sang anak untuknya.

Awalnya Munawarrah berpesan agar sang ayah tidak bekerja larut malam dan tetap beristirahat yang cukup.

Namun siapa sangka pesan yang terakhir diucap Munawarrah langsung membuat Ustaz Maulana syok.

“Tidak bekerja terlalu malam. Istrirahat yang banyak, dan jangan nikah lagi,” ucap Munawarrah tegas hingga membuat Ustaz Maulana hanya tersenyum.

Ustaz Maulana Langsung Pasang Badan: Tidak Berarti Wanita Dikurung Dalam Rumah!

“Nah itulah rahasianya kenapa saya tidak nikah lagi. Ya karena pesannya itu,” ucap Ustaz lirih.

Setelah itu, Ustaz Maulana lantas mendatangi anak keduanya, Aira Munirah.

Sama seperti sang kakak, Aira pun tegas meminta sang ayah untuk tidak menikah lagi.

Aira yang terkenal paling tegas di keluarga mendadak pilu seolah tak rela jika nantinya perhatian sang ayah terbagi setelah menikah lagi.

“Pesan Aira buat abah apa?” tanya Ustaz Maulana.

“Ayah jangan nikah lagi,” jawab Aira tegas.

Mendengar jawaban dua dari empat anaknya yang dilarang menikah lagi, Ustaz Maulana rupanya legowo.

Ustaz asal Sulawesi Selatan ini mengaku tak masalah tidak menikah lagi lantaran untuk saat ini anak-anak adalah prioritasnya.

Ia pun berpesan untuk orangtua tunggal, untuk tetap memikirkan perasaan dan masa depan anak sebelum memutuskan menikah lagi.

“Buat semua orangtua tunggal yang mungkin ada niat nikah lagi maka perhatikan dulu perasaan anak.

Jangan egois, karena jika kita menikah orangtua tetap berkewajiban membesarkan dan mendidik anak,” ujarnya.

“Jangan sampai tujuan atau tugas orangtua itu hilang ketika sudah menikah.

Dan jangan sampai kita tidak memberikan bekal agama dan keahlian. Ini akan ditutut,” ungkap Ustaz Maulana.

“Dan jangan pernah meremehkan perasaan anak karena jangan sampai kita berkata ingin menambah pahala malah justru terjadi kedzoliman,” katanya.

“Karena hati-hati, kita nanti akan ditanya tentang apa yangh kita miliki dan apa yang menjadi tanggung jawab kita.” jelas Ustaz Maulana.

Sering Terjadi Jika Istri Ikut Mencari Nafkah, Suami Akan Lupa Akan Kewajibannya

Istri bukanlah mempunyai tanggung jawab mencari nafkah, melainkan suamilah yang mengemban penuh kewajiban tersebut (mencari nafkah) buat keluarga.

apabila suami lalai dengan terencana, hingga sebagian ulama menggolongkan kelalaiannya tercantum dalam dosa besar.

“… dan juga kewajiban bapak berikan santapan dan juga baju kepada istrinya dengan trik ma’ruf …” (qs. al – baqarah: 233)

“bertakwalah kepada allah pada (penunaian hak-hak) para perempuan, karna kamu sebetulnya telah mengambil mereka dengan amanah allah dan juga kamu menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat allah

kewajiban istri untuk kamu merupakan tidak boleh permadani kamu dihuni oleh seorangpun yang kamu tidak gemari. bila mereka melaksanakan demikian, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti. kewajiban kamu untuk istri kamu merupakan berikan mereka nafkah dan juga baju dengan trik yang ma’ruf. ” (hr. muslim)

hendak namun, dalil di lapangan tidak sedikit istri yang di samping melangsungkan tugas bagaikan bunda rumah tangga, pula turut berkontribusi jadi asisten suami bagaikan pencari nafkah.

di luar tugasnya mengurus rumah, ialah dengan mencari pemasukan ekstra buat memadai kebutuhan suami dan juga anak-anaknya. semisal; membuka warung nasi, orang dagang kelontong, menerima pesanan kue, jualan online, dan juga sebagainya.

dalam islam, hukum istri yang bekerja bukanlah harus, bila itu dicoba istri juga pula bukanlah dilarang, dalam artian diperbolehkan asalkan penuhi adab-adab yang islami.

tetapi, sering kali kala istri turut berfungsi mencari nafkah, dan juga terlebih bila usaha yang dicoba istri nampak bisa dengan mudah dan juga menciptakan, suami malah jadi lengah, leha-eha, berpangku tangan, kurang ingat pada kewajiban utama bagaikan kepala rumah tangga ialah menafkahi keluarga.

Melingkupi; memadai kebutuhan dapur, membiayai sekolah anak, dan juga keperluan remeh-temeh yang lain.

Wanita Yang Memilih Diam Saat Disakiti Bukan Berarti Ia Lemah, Tapi Hatinya Terlalu Kuat Untuk Amarah

Wanita yang memilih diam saat disakiti, saat dikecewain dan saat dikhianati bukan berarti dia adalah wanita yang lemah dan tidak bisa membalas rasa sakit yang dirasakan, tapi karena hatinya terlalu kuat untuk amarah. Dia percaya bahwa setiap tindakan akan Allah balas dengan sempurna, maka sebab itulah ia memilih menahan rasa sakit itu agar dihatinya tidak pernah tercampur dengan amarah yang hanya akan membuatnya semakin menderita.

Seorang Wanita Yang Memilih Diam Saat Disakiti Bukan Berarti Ia Tidak Tahu Rasanya Sakit, Tapi Ia Sadar Bahwa Dengan Cobaan Ini Ia Akan Menjadi Lebih Kuat

Seorang wanita yang memilih diam saat disakiti bukan berarti ia tidka tahu rasanya sakit, tidak mengerti rasanya perih, dan tidak menderita sengan rasanya sesak yang mengkalbu, tetapi ia sadar bahwa denga cobaan ini maka ia akan menjadi lebih kuat dan tangguh.

Kadang Ia Bukan Tidak Tahu Caranya Marah, Hanya Saja Dia Sadar Bahwa Masalah Tidak Akan Menemukan Titik Temu Bila Disambut Dengan Amarah

Kadang ia bukan tidak tahu caranya marah apabila terus menerus disakiti, hanya saja wanita itu sadar bahwa masalah tidak akan menemukan titik temu bila disambut dengan amarah, sebab itulah ia membijakkan dirinya untuk diam dan diam.

Kadang Dia Diam Bukan Karena Dia Tidak Tahu Caranya Protes, Hanya Saja Hatinya Terlalu Sakit Untuk Berkata-kata

Kadang dia memilih diam bukan dia tidak tahu caranya protes atas rasa sakit yang dia alami, hanya kadang hatinya memang terlalu sakit hingga berkatapun dia anggap tidak ada gunanya.

Oleh karenanya, berhati-hatilah menghadapi seorang wanita, kadang ia mengaku baik-baik saja tetapi nyatanya dia sangat tidak baik-baik saja.

Dia Memilih Diam Bukan Dia Tidak Merasa Terusik, Hanya Saja Dia Yakin Bahwa Semua Ini Hanya Cobaan Dari Yang Kuasa

Dia memlih diam dan seakan-akan tidak merasa terusik meski sudah berulang kali disakiti, kadang bukan karena ia tidak tahu rasanya mengeluh, hanya saja dia yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah cobaan dari yang kuasa untuk membuktikan bahwa cinta sejati itu benar-benar ada, dan pastinya yang demikian butuh yang namanya perjuangan.

Karena Menurut Wanita Yang Benar-Benar Tangguh Diam Adalah Cara Terbaik Menenangkan Hati Yang Sudah Sakit Terlalu Dalam

Karena menurut wanita yang benar-benar tangguh hatinya diam adalah cara terbaik menenangkan hati yang sudah sakit terlalu dalam. Sehingga berkata-kata ataupun bertindak amarahpun sudah tidak lagi ada gunanya, karena ia percaya obat penenang terhebat adalah ikhlas dan mengembalikan segala yang ia rasa pada sang maha kuasa.

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]

Jangan lupa like, share dan amalkan ya, semoga bermanfaat untuk kita semua