Nasib malang sempat menimpa seorang gadis bernama Kanyarat Dew Chaichan.
Pasalnya, gadis asal Thailand ini menjalani praktik tato alis namun hasilnya gagal.
Dikutip Grid.ID dari Suar.id, dia mempunyai sepasang tato alis besar yang bentuknya aneh dan bisa dikatakan gagal total.
Lebih mirisnya lagi, tato alis tersebut bersifat permanen.
Wanita dari Thailand ini menjadi berita utama di seluruh dunia ketika kisah tentang tato alis permanennya yang gagal akhirnya viral di media sosial.
Melansir dari Good Times (18/05/2019), Chaichan kekurangan dana untuk memperbaiki tato permanen itu.
Akhirnya, gadis tersebut mengambil langkah dengan cara mengeluh di Facebook tentang masalahnya yang dialaminya.
Di postingannya itu, Chaichan mengunggah beberapa foto alisnya yang tampak dua kali lipat lebih besar dari ukuran normal.
Dia juga menulis betapa mengerikan tato permanen itu dan berpikir bahwa dia mungkin harus hidup dengan alis anehnya selama sisa hidupnya.
Sementara itu, dikutip Grid.ID dari Gridhot.ID, keluhan Chaichan pun disambut oleh seorang terapis kecantikan berhati malaikat yaitu Nan Sundatom.
Nan Sundatom bersedia memperbaiki tato alis permanen yang dimiliki oleh Chaichan.
Bahkan Sundatom juga menawarkan Chaichan untuk tanpa biaya setelah mengetahui bahwa gadis tersebut tidak mampu membayar 200 Baht (Rp 91 ribu) untuk mengunjungi tempatnya.
Selain menolong Chaichan untuk keluar dari permasalahannya, Sundatom juga mengingatkan masyarakat untuk selalu melakukan penelitian terhadap sang penato alis sebelum memutuskan untuk melakukan hal itu.
“Saya benar-benar bersimpati dengan Kanyarat karena tidak ada yang ingin memiliki alis seperti itu selama sisa hidup mereka,” kata Sundantom.
“Itu adalah sebuah kesalahan dan kasus ini sangat ekstrem. Saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu, tetapi akan membutuhkan waktu antara tiga dan enam bulan untuk melihat hasilnya,” sambungnya.
Untuk memperbaiki tato alisnya, Chaichan harus melewati berbagai prosedur dan dalam waktu yang cukup panjang.
Chaichan Kanyarat pun tak keberatan untuk hal itu dan dia tidak sabar untuk melihat hasilnya.
Chaichan Dew Kanyarat pun berterima kasih kepada Nan Sundatom yang sudah membuat keadaannya jauh lebih baik.
======
Nyesel Baru Tahu Sekarang, Ternyata Daging Ayam yang Diolah dengan Cara Seperti Ini Bisa Bikin Pendek Umur, Hentikan Segera!
Pernah makan daging ayam?
Dading ayam memang menjadi salah satu lauk favorit seluruh orang di dunia.
Rasa daging ayam pun sangat lezat hingga hampir setiap hari orang-orang mengonsumsinya.
Namun, tahu kah kamu, jika daging ayam ternyata mampu mencegah tubuh mengalami berbagai masalah kesehatan.
Di antaranya meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan berat badan, meningkatkan kekuatan tulang, meningkatkan hormon testosteron, dan masih banyak lagi.
Sayangnya, banyak yang justru menerima risiko dan bahaya dari daging ayam daripada manfaatnya.
Hal ini karena kesalahan kita saat mengolah daging ayam.
Beberapa kebiasaan yang masih sering dilakukan kita selama ini ternyata memicu risiko daging ayam jika dikonsumsi.
Salah satu kebiasaan yang masih sering dilakukan dalam mengolah makanan yaitu mencuci daging ayam mentah sebelum memasaknya.
Hal ini dinilai berbahaya karena bakteri dan juga kotoran dalam daging ayam mentah, justru akan menyebar ke lingkungan sekitar pencuciannya.
Sebaiknya, rebus dulu daging ayam mentah sebelum dibersihkan dari bakteri dan juga kotorannya.
Dilansir dari Food Network, selain mencuci daging ayam mentah, beberapa kebiasaan dalam mengolah daging ayam ini ternyata salah.
1. Memasak berulangkali
Agar daging ayam lembut dan empuk saat dikonsumsi, banyak yang mengolah daging ayam melalui beberapa tahap masakan.
Bukannya lembut dan empuk, hal ini justru berbahaya lho.
Mengolah kembali daging yang sudah matang, seperti menggoreng ulang, merebusnya lagi merupakan hal yang salah.
Kandungan bergizi di dalam daging ayam akan hilang jika dimasak terus-menerus.
Sebaiknya memang langsung mengonsumsi olahan ayam ketika matang dan tidak berulangkali memasaknya.
2. Mencairkan daging beku sembarangan
Biasanya daging ayam yang sudah dibekukan di freezer dibiarkan begitu saja sampai esnya mencair.
Kebiasaan tersebut juga harus dihindari.
Menunggu bagian luar daging ayam mencair sama saja membiarkan bagian luar yang mengandung bakteri salmonella mampu berkembang biak secara cepat
Hal tersebut akhirnya menyebabkan kandungan gizi menyerap racun yang ada di bakteri salmonella.
Cara yang tepat untuk mencairkannya adalah dengan memasukkan ayam ke kantong plastik dan menutupnya secara rapat.
Setelah itu rendam ke dalam air bersih, cara ini lebih sehat dan bakteri dari luar tidak menyerap menjadi satu ke dalam daging ayam.
3. Menambahkan lemon terlalu banyak
Untuk menghilangkan aroma amis dan juga membuat daging lebih gurih, kalian biasanya menambahkan lemon atau jeruk nipis perasan secara sembarangan.
Boleh-boleh saja menambahkan perasan lemon, namun jika terlalu banyak, daging akan lembek jika dimasak.
Kandungan asam di dalam lemon mengandung asam sitrat, ini mampu memecah dan menyerap ke dalam daging dan membuatnya lembek dan tidak nikmat lagi.
4. Memasak banyak ayam dalam satu wadah
Jika kamu memiliki jumlah keluarga yang banyak, dan untuk menyingkat waktu akan lebih praktis dengan memasak daging bersamaan.
Tetapi cara tersebut juga ternyata salah.
Tumpang-tindih daging dalam jumlah besar akan membuat daging tidak merata, dalam pematangannya.
Selain itu, panas yang meresap ke dalam daging juga tidak akan merata.
Sehingga dikhawatirkan bakteri tidak sepenuhnya mati dan masih bersarang di dalam daging ayam.
Sebaiknya masaklah ayam secara bertahap, dan tidak menjadikan semua daging ayam dalam satu kali masakan.
5. Langsung dihidangkan
Akan makin nikmat jika menyantap daging ayam dalam keadaan panas.
Tetapi mengonsumsi daging ayam langsung saat sudah matang merupakan kebiasaan yang salah.
Daging ayam sebaiknya harus beristirahat sejenak setelah mendapat perlakuan panas dari proses memasak.
Biarkan cairan dan juga kandungan di dalam daging ayam meresap lebih dahulu, sehingga daging ayam akan lebih lembap dan juga bergizi ketika dikonsumsi.
Bagaimana, apakah masih sering melakukan kesalahan tersebut?
======
Kenali Deformitas Leher Angsa (Swan Neck Deformity) pada Jari Tangan
Deformitas leher angsa (swan neck deformity) adalah suatu kelainan yang membuat bentuk jari-jari tangan terlihat seperti leher angsa. Jika Anda mengalaminya, jangan khawatir, karena ada penanganan yang bisa meringankan gejala bahkan memperbaiki bentuk jari Anda.
Deformitas leher angsa terjadi ketika beberapa sendi di jari Anda menekuk dalam posisi yang tidak wajar karena adanya penyakit tertentu atau cedera. Selain membuat bentuk jari menjadi tidak normal, kondisi ini juga dapat menyebabkan jari terasa nyeri, serta gerakan jari dan tangan menjadi terbatas.
Penyebab Deformitas Leher Angsa
Jari-jari Anda memiliki banyak komponen, di antaranya tulang jari, sendi, tendon, yaitu jaringan yang berfungsi menempelkan otot ke tulang, serta ligamen, yaitu jaringan elastis penghubung antartulang. Deformitas leher angsa terjadi ketika dua sendi jari Anda mengarah ke arah yang tidak wajar dan tidak dapat diluruskan ke posisi normal.
Terdapat beragam kondisi yang dapat menyebabkan deformitas leher angsa, antara lain:
- Rheumatoid arthritis
- Cerebral palsy
- Skleroderma
- Radang sendi psoriasis
- Stroke
- Penyakit Parkinson
- Cedera atau trauma di tangan
Dari beragam kondisi di atas, rheumatoid arthritis merupakan kondisi yang cukup sering menyebabkan deformitas leher angsa. Pasalnya, peradangan pada rheumatoid arthritis umumnya terjadi di sendi-sendi kecil, seperti sendi jari tangan atau kaki.
Peradangan tersebut dapat menyebabkan kerusakan sendi serta kelemahan tendon dan ligamen. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan gaya yang bekerja pada sendi, yang kemudian dapat menyebabkan kelainan bentuk pada sendi, termasuk deformitas leher angsa pada jari tangan.
Deformitas jari leher angsa yang disebabkan oleh rheumatoid arthritis lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Selain itu, gangguan ini juga tidak terjadi pada ibu jari. Ibu jari yang tertekuk secara tidak wajar merupakan kelainan berbeda yang disebut mallet finger.
Diagnosis Deformitas Leher Angsa
Biasanya, dokter dapat mendiagnosis kelainan deformitas leher angsa hanya dengan mengetahui gejala yang pasien rasakan, riwayat kesehatan pasien, dan melihat bentuk tangan pasien selama pemeriksaan fisik.
Akan tetapi, dokter terkadang perlu melakukan pemeriksaan penunjang dengan foto Rontgen untuk memperkuat diagnosis. Prosedur ini juga memungkinkan dokter untuk mendeteksi kelainan atau cedera pada tulang dan sendi di jari-jari pasien.
Penanganan Deformitas Leher Angsa
Penanganan untuk deformitas jari leher angsa bervariasi, mulai dari nonoperasi hingga operasi. Penanganan yang diberikan dokter akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi yang Anda derita.
Berikut ini adalah beberapa jenis penanganan yang dapat diberikan untuk mengatasi deformitas jari leher angsa:
Terapi fisik dan okupasi
Jika deformitas leher angsa yang Anda derita tergolong ringan, dokter mungkin akan merekomendasikan terapi fisik atau terapi okupasi sebagai pengobatan pertama.
Kedua terapi tersebut melibatkan latihan, peregangan, dan pijatan untuk membantu jari dan tangan Anda membangun keseimbangan serta mendapatkan kembali kekuatan dan gerakan yang normal.
Jika Anda menjalani operasi untuk mengatasi deformitas jari leher angsa, terapi fisik dan okupasi umumnya juga disarankan untuk menunjang pemulihan pascaoperasi.
Pemasangan bidai
Dokter dapat menyarankan pemasangan bidai atau belat selama beberapa minggu untuk memperbaiki dan menstabilkan jari yang mengalami deformitas leher angsa. Terapi dengan bidai ini dapat dilakukan bersamaan dengan terapi fisik dan okupasi.
Bidai yang digunakan dapat melingkari seluruh jari atau hanya sendi tertentu. Bidai yang melingkari sendi tertentu dinamakan bidai cincin. Bidai ini berbentuk seperti angka delapan dan tidak menutup seluruh jari, sehingga memungkinkan Anda masih bisa menekuk sendi jari ke bawah saat menggunakannya.
Operasi
Operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki jaringan lunak (kulit, tendon, dan ligamen) atau sendi yang mengalami gangguan.
Operasi memperbaiki jaringan lunak hanya dapat digunakan untuk menangani deformitas leher angsa tingkat sedang, dan tidak untuk kasus yang berat. Sedangkan operasi memperbaiki sendi atau joint arthroplasty dilakukan untuk mengganti sendi yang mengalami kekakuan.
Selain itu, terdapat juga operasi finger joint fusion, di mana dilakukan penggabungan sendi sehingga sendi bisa lurus namun tidak dapat digerakkan lagi. Biasanya, operasi ini dipilih karena sendi sudah tidak bisa lagi berfungsi dengan baik.
Pemulihan Setelah Operasi Deformitas Leher Angsa
Pemulihan setelah operasi pada jari dapat memakan waktu selama beberapa minggu atau beberapa bulan. Dokter biasanya akan memasang bidai atau belat pada jari yang telah dioperasi hingga sembuh.
Kemungkinan Anda juga akan diberi jadwal untuk terapi fisik dan okupasi setiap minggu guna mengurangi pembengkakan dan nyeri serta mendapatkan kembali kekuatan dan gerakan jari yang baik.
Jika dalam masa terapi pembengkakan dan nyeri yang muncul terasa sangat mengganggu, jangan menunggu jadwal terapi berikutnya dan segera temui dokter.
Tags: #deformitas leher angsa pada jari tangan #gagal saat jalani tato alis #jangan mengolah daging ayam dengan cara seperti ini
Related Post "Alih-alih Cantik, Gadis Ini Malah Terlihat Meng*rikan Usai Jalani Tato Alis hingga Jadi Berita Dunia"