KETAHUILAH PARA SUAMI: Sakitnya Mel*hirkan Itu Seperti 20 Tulang Yang Dip*tahkan Bersamaan


KETAHUILAH PARA SUAMI: Sakitnya Mel*hirkan Itu Seperti 20 Tulang Yang Dip*tahkan Bersamaan.

Mel4hirk4n yaitu ujung dari sistem penantian yang panjang sepanjang kehamilan. Pada manusia umur kehamilan sampai mel4hirk4n rata-rata 280 hari.

Ada ketidaksamaan penyebutan untuk melukiskan umur kehamilan, dokter kandungan menyebutkan 40 minggu dihitung dari hari pertama mens paling akhir serta berdasar kalau 1 bln. yaitu 28 hari.

Orang pemula kerap menyebutkan 9 bln. 10 hari dengan asumsi 1 bln. 30 hari.

Semua pas, bergantung dari tempat mana dasar atau patokan yang diyakini.

Persalinan yaitu sistem keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia luar.

Sistem Persalinan bisa dikerjakan lewat jalan l4hir/v4gin4 (persalinan perv4gin4m) atau persalinan lewat sayatan pada dinding perut

serta dinding rahim (persalinan perabdominam) atau di kenal dengan bedah sesar (seksio sesarea).

Pada manusia 90 persen persalinan bisa dikerjakan lewat jalan l4hir, cuma beberapa kecil yang memerlukan persalinan lewat operasi/bedah sesar.

Rahim ibu yang tengah memiliki kandungan bakal mengembang 500 kali lipat dari ukuran normal untuk menyimpan kandungannya.

Darah yang hilang lewat sistem kel4hir4n normal yaitu 500ml. Ini sama juga dengan 1/2 liter.

Tubuh manusia cuma dapat memikul rasa sakit sampai 45 Del.

Namun sepanjang bersalin ibu bakal alami sampai 57 Del, sama juga dengan rasa sakit akibat 20 tulang yang patah berbarengan.

Ibu bersalin bakal memperoleh pahala yang sama besarnya dengan 70 th. shalat serta puasa. Tiap-tiap kesakitan pada satu uratnya, Allah hadiahkan untuk Ibu yang mel4hirk4n pahala menunaikan haji.

Jika seorang wanita rasakan sakit lantaran bakal mel4hirk4n, jadi Allah S. W. T. mencatat baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S. W. T.

Jika seorang wanita mel4hirk4n anak, keluarlah dosa-dosa dari dianya seperti kondisi ibunya mel4hirk4nnya….

======

Jangan Disepelekan, Ini Dampak Merokok Saat Menyusui

Sudah bukan rahasia lagi bahwa merokok dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, terlebih jika dilakukan di masa menyusui. Tidak hanya memengaruhi kesehatan Bunda, merokok saat menyusui juga berdampak buruk bagi kesehatan bayi.da

Paparan nikotin dan zat lainnya pada rokok yang masuk ke tubuh Bunda dapat memengaruhi bayi melalui ASI. Nikotin akan mengendap di dalam ASI setidaknya selama 3 jam setelah Bunda merokok. Belum lagi asap rokok yang menempel pada baju Bunda bisa saja terhirup oleh Si Kecil.

Bahkan, nikotin yang masuk ke dalam ASI jumlahnya 2 kali lipat lebih banyak daripada jumlah nikotin yang masuk ke plasenta ketika merokok saat hamil. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa merokok saat menyusui sangat tidak disarankan.

Inilah Dampak Merokok Saat Menyusui

Jika saat ini Bunda masih merokok di masa menyusui, sebaiknya pikir-pikir lagi, ya, Bun. Ada banyak dampak buruk yang bisa terjadi jika kebiasaan ini terus dilakukan, terutama bagi kesehatan sang buah hati. Berikut ini adalah dampak merokok saat menyusui yang perlu Bunda ketahui:

1. Menurunkan produksi ASI

Merokok dapat mengurangi produksi hormon prolaktin di dalam tubuh Bunda. Kadar hormon prolaktin yang rendah dapat menyebabkan tubuh Bunda tidak mampu memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup. Alhasil, Si Kecil bisa mengalami kekurangan ASI dan berpeluang untuk menyapih terlalu dini.

Selain itu, merokok saat menyusui juga dapat menghambat let-down reflex, sehingga isapan bayi pada payudara tidak begitu efektif dalam merangsang ASI untuk keluar.

2. Mengubah rasa ASI

Rasa ASI yang manis dan creamy bisa berubah jika Bunda merokok, lho. Terdapat sebuah studi yang menyatakan bahwa ibu menyusui yang merokok akan menghasilkan ASI dengan rasa dan aroma yang menyerupai rokok pula.

Selain rasa ASI berubah, merokok saat menyusui juga dapat menyebabkan kadar vitamin C di dalam ASI berkurang.

3. Memicu kolik dan menurunkan kualitas tidur bayi

ASI yang terpapar nikotin dapat menyebabkan kolik pada Si Kecil. Kondisi ini merupakan situasi ketika Si Kecil mengangis tanpa asalan yang jelas secara berlebihan, yaitu sekitar 3 jam atau lebih dalam sehari.

Selain kolik, paparan nikotin dari rokok juga dapat menurunkan kualitas tidur Si Kecil. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa bayi akan cenderung memiliki tidur yang lebih singkat dan kurang nyaman jika ibunya merokok. Tidak hanya pola tidur Si Kecil saja yang bisa terganggu, Bunda pun juga dapat mengalami hal yang sama.

4. Meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan pada bayi

Rokok sangat identik dengan penyakit pernapasan. Jika Si Kecil terpapar asap rokok, ia akan jauh lebih berisiko mengalami rhinitis, apnea, infeksi sinus, bronkitis, radang paru-paru, hingga penyakit pernapasan kronis lainnya.

Selain itu, Si Kecil juga akan lebih rentan mengalami alergi, gangguan pendengaran dan penglihatan, mudah muntah setelah menyusu. Di kemudian hari, ia juga menjadi lebih berisiko menderita hipotiroidisme dan diabetes.

5. Meningkatkan risiko sudden infant death syndrome (SIDS)

Merokok pada masa menyusui diketahui dapat meningkatkan risiko kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Bahkan, diketahui bahwa bayi yang lahir dari orang tua perokok memiliki peluang 7 kali lebih besar mengalami SIDS dibandingkan dengan bayi yang tidak terpapar rokok.

Selain masalah-masalah kesehatan di atas, merokok saat menyusui juga berisiko menyebabkan timbulnya gangguan perilaku pada anak. Hal ini tentu bisa mengganggu aktvitasnya, terutama saat ia memasuki usia sekolah.

Bunda, merokok memang bisa menjadi wadah untuk melepas stres di kala baru melahirkan. Akan tetapi, kesehatan Si Kecil tentunya juga harus dipikirkan. Bunda pun harus memikirkan kesehatan Bunda supaya bisa selalu merawat dan mendidik Si Kecil agar tumbuh kembangnya dapat optimal.

Oleh karena itu, Bunda disarankan untuk berhenti merokok dan menerapkan pola hidup yang sehat. Konsumsilah makanan bernutrisi dan hindari junk food. Selain itu, rutinlah berolahraga, istirahat yang cukup, serta kelola stres dengan baik, ya.

Bila memang Bunda merasa kesulitan untuk berhenti merokok, sebisa mungkin kurangi jumlah rokok dan jangan merokok di dekat Si Kecil. Saat hendak menyusuinya, tunggu sampai setidaknya 2–3 jam setelah merokok serta ganti pakaian Bunda.

Jika Si Kecil muntah setelah menyusu dan menunjukkan keluhan berupa warna kulit keabu-abuan, rewel, menggeliat, hingga sulit tidur, ada kemungkinan ia mengalami keracunan nikotin. Segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan.

======

Amankah Mengoleskan Shea Butter pada Kulit Bayi?

Shea butter merupakan lemak alami yang diekstrasi dari biji pohon shea. Khasiatnya untuk kesehatan kulit sudah lama dikenal. Namun, apakah shea butter aman untuk kulit bayi yang masih sangat sensitif? Yuk, Bunda, temukan jawabannya di sini.

Memilih produk perawatan kulit untuk bayi memang tidak boleh sembarangan. Pasalnya, kulit bayi masih sangat halus dan sensitif, sehingga rentan mengalami berbagai masalah kulit jika diberikan produk perawatan kulit yang tidak tepat.

Keamanan Penggunaan Shea Butter untuk Kulit Bayi

Shea butter mengandung berbagai jenis asam lemak jenuh, seperti asam palmitat, stearat, oleat, dan linoleat, yang dapat melembapkan kulit. Selain itu, shea butter juga mengandung vitamin A dan vitamin E yang dapat menjaga kesehatan kulit.

Bunda tidak perlu ragu, shea butter sangat aman dioleskan pada semua jenis kulit, termasuk kulit bayi. Manfaat utama shea butter untuk kulit bayi adalah untuk membantu mempertahankan kelembapan kulitnya.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa shea butter dapat meredakan peradangan dan gatal pada kulit bayi yang disebabkan oleh kulit kering, eksim, dermatitis atopik, ruam popok, dan bahkan psoriasis. Shea butter juga dapat bertindak sebagai antiinflamasi untuk mengatasi iritasi kulit akibat gigitan serangga.

Meski masih memerlukan penelitian lebih lanjut, kandungan nutrisi pada shea butter juga dipercaya dapat memerangi infeksi kulit akibat bakteri dan jamur.

Tips Memilih dan Mengaplikasikan Shea Butter pada Kulit Bayi

Sebelum membeli shea butter, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan terlebih dahulu. Pilihlah shea butter yang 100% alami, sudah dimurnikan, dan tidak mengandung bahan kimia tambahan, seperti sulfat, paraben, atau pengawet.

Jika Bunda ingin membeli shea butter yang tidak dimurnikan, boleh saja, kok. Namun, mungkin shea butter akan mengandung serpihan biji shea. Untuk memisahkan serpihan ini, panaskan terlebih dahulu shea butter ke dalam microwave sampai meleleh, kemudian saring minyaknya menggunakan kain katun yang tipis.

Shea butter bisa digunakan dalam bentuk minyak maupun padat. Minyak shea butter yang sudah tidak panas bisa dipakai untuk memijat Si Kecil. Namun, hindari pengggunaan minyak ini pada area mata dan alat kelaminnya.

Untuk mengatasi eksim pada kulit Si Kecil, Bunda tidak perlu melelehkan shea butter terlebih dahulu. Cukup oleskan langsung shea butter pada kulit yang mengalami eksim setelah Si Kecil mandi. Oleskan dengan lembut dan tepuk-tepuk secara perlahan di kulitnya, ya, Bun.

Meski belum ada laporan shea butter dapat memicu alergi, Bunda tetap perlu waspada. Sebelum membalurkan shea butter, sebaiknya oleskan terlebih dahulu pada sebagian kecil permukaan kulit Si Kecil, kemudian amati. Jika muncul kemerahan atau iritasi, sebaiknya hindari penggunaan shea butter, ya.

Bunda, shea butter memang bisa diandalkan untuk mengatasi berbagai masalah kulit bayi. Akan tetapi, jika setelah mengaplikasikan shea butter masalah kulit Si Kecil tidak kunjung mereda, sebaiknya segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Tags: #dampak merokok saat menyusui #mengoleskan shea butter pada kulit bayi #sakit yang luar biasa saat melahirkan