Banyak ibu yang senang berbagi pengalaman terkait momen melahirkan yang sudah mereka alami. Hampir semuanya kompak bilang bahwa perasaan tersebut merupakan rasa sakit paling hebat yang pertama kali dialami yang berarti belum pernah dirasakan sebelumnya. Bayangkan saja, sesosok janin yang tumbuh selama 9 bulan di perut harus dikeluarkan ke dunia melalui jalan yang sempit. Butuh tenaga dan keberanian yang membuat ibu menjadi kuat melewatinya.
Saking seringnya mendengar cerita ini mungkin jadi banyak wanita yang merasa cemas hanya dengan membayangkannya, tapi toh banyak wanita hebat yang tetap melahirkan dan mampu melewati rasa sakit tersebut. Jika kamu penasaran rasa sakit seperti apa yang dihadapi, simak yuk penjelasan yang mungkin bisa memberikanmu gambaran berikut ini!
Rasa sakit ketika melahirkan berbeda-beda bagi beberapa ibu yang mengalaminya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
Dilansir dari berbagai sumber, rasa sakit yang dialami ketika melahirkan biasanya berbeda antara ibu yang satu dengan ibu lainnya, bahkan dengan saudara sendiri atau ibu sekalipun. Perasaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
- Seberapa kuat kontraksimu
- Apakah kamu diberi Pitocin untuk menginduksi persalinan yang menyebabkan kontraksi semakin kuat
- Ukuran bayi dan posisinya di pelvis
- Apakah bayi menghadap atas atau menghadap bawah
- Kecepatan persalinan
Dalam menghadapi rasa sakit, kombinasi antara genetik dan pengalaman hidup juga menjadi salah satu faktor yang menentukan seberapa kuat ibu mengatasi rasa sakit. Tidak adanya dukungan sosial, ketakutan, memori, suasana hati, bahkan cerita persalinan yang didengarkan ibu dapat memengaruhi persepsi ibu terhadap rasa sakit ini lo.
Ada tingkatan rasa sakit yang akan dialami oleh ibu selama masa persalinan berlangsung hingga akhirnya terdengar rengekan si kecil di dunia
Dilansir dari laman Parents, ada 5 tingkatan yang akan dialami oleh ibu, yaitu:
- Rasa sakit awal: Serviks akan melebar sebanyak 3 sampai 4 cm dan mulai menipis. Kontraksi ringan hingga sedang selama 30 sampai 60 detik terjadi 5 sampai 20 menit sekali akan menjadi semakin kuat dan sering. Hal ini terjadi selama 6 jam atau lebih.
- Rasa sakit persalinan aktif: Serviks membuka hingga 7 cm di mana kontraksi terjadi makin sering dan makin kuat. Biasanya di masa ini banyak ibu yang meminta obat pereda sakit. Fase ini terjadi kira-kira 2 sampai 8 jam.
- Rasa sakit transisi: Rasa sakit paling parah dirasakan ketika serviks akhirnya terbuka 10 cm. Kontraksi juga mulai dirasakan dalam jarak berdekatan yang membuat ibu merasakan sakit di punggung, paha, pinggang, dan merasa mual. Kejadian ini berlangsung kira-kira selama satu jam.
- Rasa sakit melahirkan: Rasa sakit memudar karena adanya tekanan untuk mendesak bayi supaya lekas keluar. Akan tetapi, saat kepala bayi mulai keluar, ibu akan merasakan sensasi terbakar dan panas di bagian jalan keluar bayi yang terus meregang. Hal ini bisa tejadi selama beberapa menit hingga tiga jam.
- Rasa sakit mengeluarkan plasenta: Kali ini relatif lebih mudah, kontraksi ringan dan kram membantu memudahkan plasenta untuk keluar. Biasanya perlu waktu selama kira-kira 30 menit.
Walaupun mau tidak mau rasa sakit akan tetap dirasakan namun ada juga cara untuk sedikit menguranginya sebelum maupun saat persalinan
Ibu bisa melakukan beberapa hal sebelum melahirkan seperti olahraga teratur, mengambil kelas persiapan melahirkan, makan makanan bergizi, dan mengonsumsi vitamin prenatal. Sedangkan saat persalinan maka ibu bisa melakukan beberpa teknik seperti teknik bernapas, massage counterpressure, mendengarkan musik, hipnosis, menggunakan aromaterapi, melahirkan di air, hingga menggunakan jasa doula. Biasanya dokter juga akan memberikan obat untuk mengatasi rasa sakit tergantung dengan kondisi ibu.
Walaupun sakit ketika persalinan tetap harus dihadapi namun rasa sakit ini masih bisa kok diatasi, buktinya banyak ibu hebat yang berhasil melewati masa-masa ini. Semua rasa perih dan nyeri bisa diobati dengan senyuman manis si kecil yang akhirnya bisa ditemui.
Daftar Hormon Kehamilan yang Jadi Pemicu Mual Hingga Perubahan Mood. Wajib Tahu!
Setelah positif hamil, akan ada banyak perubahan dalam tubuh yang kamu alami. Mulai dari haid yang terhenti, mual, pusing sampai perubahan bentuk tubuh yang lumrah terjadi. Di balik segala macam perubahan tersebut, ada berbagai macam jenis hormon yang bekerja, dan bisa jadi selama ini kamu baru tahu 1-2 jenis saja. Padahal untuk menjalani kehamilan, normalnya ada sekitar 6 macam hormon yang bertanggung jawab ‘mengatur’ segala perubahan dan perkembangan tubuhmu.
Sebagai calon ibu, tak ada salahnya lo mengetahui macam-macam hormon kehamilan utama yang mengubah kondisi tubuhmu. FYI, tak hanya perubahan fisik, perubahan emosi juga terkadang disebabkan oleh gejolak hormon kehamilan lo! Selengkapnya, simak ulasannya berikut ini sampai habis ya!
1. Hormon pertama adalah hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG). Nah, hormon ini tuh yang biasanya paling ‘mudah’ dideteksi dengan alat tes kehamilan testpack
Dilansir dari laman Alo Dokter, hormon ini merupakan kehamilan yang diproduksi di plasenta. Hormon ini membantu menjaga kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungan, kadarnya dalam tubuh jadi penanda kehamilan sekaligus kesehatan janin. Nah, jika kadar hCG rendah, ada kemungkinan kamu mengalami kehamilan ektopik, kematian bayi sampai usia kehamilan lebih muda dari perkiraan. Sebaliknya, jika sangat tinggi bisa jadi penanda kehamilan kembar, sindrom down, kehamilan molar sampai usia kehamilan lebih tua dari perkiraan. Jika mendadak turun drastis, bisa juga jadi penanda keguguran.
2. Berikutnya, hormon Human Placental Lactogen (hPL) yang bakal diproduksi setelah masuki kehamilan 6 minggu
Hormon ini juga dikenal dengan sebutan human chorionic somatomammotropin dan berperan menyiapkan nutrisi yang dibutuhkan janin serta merangsang produksi kelenjar susu di payudara hingga masa-masa menyusui.
3. Hormon estrogen merupakan hormon yang sudah ada di tubuh perempuan sebelum hamil. Kadarnya akan semakin meningkat signifikan setelah kehamilan terjadi
Peningkatan hormon ini lah yang kerap menimbulkan rasa mual saat hamil, terutama pada trimester pertama. Di trimester kedua, hormon estrogen bertanggung jawab pada pembesaran saluruan di payudara. Fungsi dan efek dari hormon ini saat hamil adalah memperbaiki sistem aliran darah, membanti pemberian nutrisi pada janin, mendukung perkembangan janin, hingga menyebabkan perubahan pigmentasi kulit hingga sebagian perempuan kulitnya lebih bercahaya dan dikenal dengan istilah pregnancy glow.
4. Meski efek dari hormon progesteron bisa jadi kurang menyenangkan, fungsinya ternyata sangat penting lo, bagi kehamilan
Kemunculan rambut-rambut halus di payudara dan perut kerap disebabkan dari perubahan kadar hormon ini saat hamil. Rasa pusing akibat tekanan darah rendah, mulas, mual hingga sembelit juga jadi gejalanya. Meski efeknya kurang mengenakkan, hormon ini penting untuk menjaga otot rahim tetap rileks selama kehamilan berlangsung, menjaga ketebalan dinding rahim serta menjaga sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran janin di tubuh.
5. Oksitosin mungkin jadi salah satu hormon yang familier di telinga. Hormon ini sangat penting dalam persiapan proses persalinan dan kelancaran ASI
Hormon oksitosin sangat berperan dalam merangsang kelenturan leher rahim pada akhir kehamilan yang sangat penting untuk persiapan proses persalinan. Hormon ini juga membantu menstimulasi put*ng susu untuk memproduksi ASI. Hormon ‘cinta’ ini juga kerap diasosiasikan dengan rasa empati, percaya, aktivitas seksual dan membangun relasi.
6. Terakhir, ada hormon prolaktin. Hormon ini sangat berkaitan juga dengan produksi ASI
Hormon ini akan meningkat sebanyak 10-20 kali lipat ketika perempuan sedang hamil. Peningkatan hormon ini bermanfaat dalam mempersiapkan jaringan payudara untuk menyusui dan membantu menghasilkan produksi ASI yang melimpah.
Segala perubahan dalam tubuh lumrah kamu alami, berkat adanya hormon-hormon kehamilan ini. Tapi jangan mudah terkecoh juga karena kadang kehadiran hormon ini diikuti kehamilan palsu. Jika reaksi hormon-hormon ini sudah terasa terlalu mengganggu, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mencari solusinya. Semoga artikel ini bisa mencerahkan ya!
Tags: #hormon kehamilan pemicu mual #rasa sakit saat melahirkan
Related Post "Meski Sulit Diutarakan dengan Kata-Kata, Begini Penjelasan Rasa Sakit Ibu Melahirkan!"