Terlahir Dengan Berat hanya Sebesar Coklat Bayi Pr*matur Ini Berjuang Untuk Hidup.


Apakah kamu pernah melihat bayi prematur?

Jika iya maka kamu tahu seberapa ringkihnya mereka. Berat badan yang di bawah normal terkadang membuat bayi prematur sulit untuk bertahan hidup.

Namun keajaiban sudah terjadi pada bayi prematur yang hanya memilki berat badan 400 gram ini yang terjadi pada tahun 2018 lalu.

Ia disebut sebagai bayi terkecil yang bisa bertahan hidup.

Dia adalah Manushi.

Melansir Metro, Manushi lahir 12 minggu sebelum waktunya karena sang ibu menderita komplikasi.

Meski sempat dihadapi beberapa kesulitan, bayi ajaib ini bertahan hidup dan akhirnya dipulangkan dari rumah sakit setelah berusia enam bulan.

Dokter mengatakan bayi yang lahir 15 Juni di sebuah rumah sakit di India tersebut sudah berkembang dengan baik, otaknya secara struktural normal dan matanya berkembang normal.

Seeta (48) dan Giriraj (50) merayakan kepulangan anak mereka.

“Dia baru saja bertempur, bertempur dan bertempur melawan segala rintangan, dia berhasil melakukannya,” ujar orangtua Manushi.

Dokter terpaksa mempercepat kelahiran Manushi setelah tekanan darah Seeta meningkat drastis.

Jika hal tersebut dibiarkan maka Manushi dalam bahaya.

Akhirnya Manushi lahir pada usia 28 minggu.

Ketika lahir Manushi hanya sadar selama 8,6 menit dan tidak bernafas. Tapi pada usia tujuh minggu dia mulia mengonsumsi susu dan sekarang beratnya 5,2 pound.

Dr Sunil Janged, kepala neo-natologis mengatakan, “ketika bayi itu lahir, kami tidak yakin akan apa yang bisa terjadi.”

“Dia sedang berjuang untuk bernapas, kami lalu memasang alat bantu pernapasan untuk memperluas paru-parunya yang kecil dan belum matang.

Tak hanya itu, menurut dr Sunil bayi malang tersebut pun tak bisa diberi makan karena ususnya yang belum matang namun kini kondisi Manushi membaik dan mengejutkan banyak pihak.

Merawat bayi prematur

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kandungan Mama mencapai 37 minggu. Karena lahir terlalu cepat, maka organ-organ tubuh bayi prematur, khususnya paru-paru, belum cukup matang untuk menjalankan fungsinya. Risiko gangguan kesehatan pun menjadi tinggi untuk mereka.

Gangguan kesehatan yang umum dialami si Kecil yang lahir prematur adalah gangguan mata dan kulit yang berwarna kuning terutama pada hari ke-2 hingga hari ke-14 setelah kelahiran, kadar gula darah turun (hipoglikemia), anemia, dan serangan penyakit infeksi.

Oleh karenanya, saat dilahirkan bayi prematur membutuhkan perawatan khusus, Ma. Berikut panduan tepat dari Popmama.comdalam merawat bayi yang lahir prematur di rumah.

1. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan menggendong cara kanguru

Melakukan perawatan metode kanguru di rumah sangat diperlukan bagi bayi prematur. Menggedong dengan metode kangguru adalah dengan cara memasukkan si Kecil ke dalam baju Mama atau menggunakan kain gendongan khusus.

Cara ini bertujuan agar kulit Mama bisa bersentuhan langsung dengan kulit si Kecil.

Dengan begitu, metode kangguru ini bermanfaat dalam menjaga panas tubuh si Kecil, meningkatkan kesehatannya, mendorong bayi menyusu dengan baik, dan juga dapat meningkatkan ikatan antara orangtua dan si Anak.

2. Memerhatikan posisi tidur si Kecil

Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap bayi, tak terkecuali bayi yang lahir secara prematur. Tidur yang baik bisa meningkatkan kesehatannya.

Bayi prematur umumnya akan menghabiskan waktu tidurnya lebih lama dibandingkan bayi normal, namun dalam periode yang lebih singkat.

Jadi, dengan kondisi ini Mama akan lebih sering terjaga di malam hari hingga enam bulan setelah tanggal melahirkan yang seharusnya.

Pastikan si Kecil yang terlahir prematur tidur telentang, tidak miring, atau tengkurap. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) yang lebih umum terjadi pada bayi prematur.

Jika dirasa otot leher si Kecil sudah cukup kuat setelah beberapa bulan sejak ia dilahirkan, Mama bisa menempatkan si Kecil pada perut Mama saat ia bangun. Hal ini dapat membantu si Kecil dapat menopang kepalanya sendiri secara alami.

3. Berikan ASI eksklusif

Umumnya, bayi prematur membutuhkan 8-10 kali menyusu setiap harinya. Jadi, pastikan asupan ASI untuknya cukup dengan cara menghindari jeda waktu menyusui lebih dari empat jam. Hal ini juga perlu untuk mencegahnya mengalami dehidrasi.

Meskipun Mama mengalami kesulitan dalam menyusui bayi prematur, namun Mama jangan menyerah dan merasa kecil hati untuk tetap memberikan ASI. Jika si Kecil kesulitan dalam menjangkau puting susu Mama, untuk mencukupi asupan ASI, Mama bisa memberikan ASI perah yang ditempatkan di botol khusus untuk bayi prematur.

Mama juga harus rutin menimbang berat badan si Kecil. Apabila ia mengalami penurunan berat badan yang signifikan, sebaiknya segera periksakan ke dokter, Ma. Karena berat badan merupakan tolak ukur yang paling penting untuk menilai perkembangannya yang lahir secara prematur apakah baik atau tidak.

4. Lebih intensif memantau perkembangan dan pertumbuhan Ss Kecil

Setelah si Kecil diperbolehkan pulang ke rumah, maka tugas penting bagi Mama untuk tetap mengontrol pertumbuhan dan perkembangannya. Mama harus rutin membawanya kontrol ke dokter setelah beberapa hari atau minggu ia diperbolehkan pulang ke rumah.

Dengan rajin memeriksakan kesehatan si Kecil, dokter bisa menilai pertumbuhannya dari berat badan dan menilai sejauh mana perkembangannya.

Dokter juga bisa melihat perkembangan penglihatan dan pendengaran si Kecil. Hal ini penting karena bayi prematur lebih berisiko mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran.

5. Melengkapi kebutuhan imunisasi dan vaksin

Pemberian vaksin dan imunisasi ini diperlukan untuk si Kecil yang lahir secara prematur untuk melindunginya dari serangan berbagai penyakit serius.

Pada dasarnya, jadwal imunisasi untuk bayi prematur sama dengan jadwal untuk yang terlahir normal. Bedanya hanya pada pemberian vaksin hepatitis B. Untuk vaksin hepatitis B, Mama perlu menjalani pemeriksaan darah. Jika Mama memiliki HbsAg positif, si Kecil tetap harus divaksin Hepatitis B dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosisnya juga sama dengan dosis untuk bayi lahir normal. Dosis kedua, diberikan pada usia 1-2 bulan dan dosis ketiga diberikan di usia 6 bulan.

Umumnya, dokter sangat menyarankan si Kecil yang lahir prematur agar diberikan vaksin flu ketika mencapai usianya enam bulan. Tak hanya perlu diberikan pada si Kecil, seluruh anggota keluarga juga perlu mendapatkan vaksin flu untuk mencegah penularan flu kepada bayi yang masih rentan terkena penyakit.

6. Membatasi aktivitas bayi

Jangan melakukan beberapa aktivitas secara berturut-turut pada si Kecil ya, Ma. Misalnya, mengganti popok, memakaikan baju dan menyusui secara beriringan waktu hingga membuat ia kelelahan.

Tanda si Kecil kelelahan misalnya hilangnya kontak mata, terlihat sering mengantuk, tangannya seperti menolak, menguap berlebihan, badannya menjadi kaku dan menjadi sangat rewel.

Karena jika si Kecil yang lahir prematur sering kelelahan akan membuat daya tahan tubuhnya menurun. Setelah ia berusia 2 tahun, tubuh bayi prematur akan menjadi lebih kuat dan sama seperti perkembangan anak pada usianya.

======

Mitos Seputar MPASI yang Perlu Diluruskan

Saat memasuki usia 6 bulan, Si Kecil sudah bisa diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Namun, hati-hati saat memperkenalkan MPASI kepada Si Kecil dan jangan salah informasi. Ada banyak mitos tentang MPASI yang tidak benar dan perlu diluruskan. Yuk, Bun, ketahui faktanya di sini.

Di 6 bulan pertama kehidupannya, semua kebutuhan nutrisi bayi dapat terpenuhi dengan memberikannya ASI. Namun, setelah usia bayi lebih besar, kebutuhan nutrisinya akan semakin meningkat. Jadi, bayi membutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI) agar tumbuh kembangnya menjadi lebih optimal.

Dalam mempersiapkan MPASI, Bunda harus memahami bagaimana proses pengolahannya, jadwal makan, merancang menu, hingga mengetahui hal yang boleh dan tidak boleh diberikan dalam MPASI.

Oleh karena itu, Bunda disarankan untuk mencari informasi yang akurat dan tidak mudah memercayai informasi yang mungkin saja hanya mitos seputar pemberian MPASI pada bayi.

Beberapa Mitos tentang MPASI

Informasi perihal MPASI tentunya bisa dengan mudah Bunda dapatkan dari berbagai situs web atau media sosial. Bunda juga bisa meminta saran dari orang tua atau kerabat seputar pemberian MPASI. Namun, kadang kala informasi yang Bunda peroleh keliru dan hanyalah sebuah mitos.

Alih-alih menyehatkan, mempercayai dan menerapkan mitos-mitos tersebut justru bisa mengganggu kecukupan asupan nutrisi dan tumbuh kembang bayi Bunda, lho.

Berikut adalah beberapa mitos seputar MPASI yang penting untuk Bunda ketahui:

1. Mitos: tunda pemberian daging, ikan, serta telur sampai bayi berusia 8−12 bulan

Menunda pemberian daging, ikan, dan telur pada MPASI merupakan informasi yang salah. Ketiga sumber protein ini sudah bisa Bunda kenalkan pada Si Kecil di awal masa MPASI.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pastikan Bunda memilih daging, ikan, serta telur yang masih segar dan dalam keadaan baik. Pilihlah jenis ikan yang rendah merkuri, seperti ikan kakap, tilapia, mujair, dan lele. Selain itu, ketiga bahan makanan ini harus dimasak sampai benar-benar matang untuk membunuh bakteri.

2. Mitos: hindari pemberian hati karena dapat meracuni tubuh bayi

Pernah membaca informasi bahwa hati bukanlah menu yang tepat untuk MPASI? Ini tidak benar, ya, Bun.

Hati justru menjadi salah satu sumber zat besi yang baik untuk bayi. Zat besi memiliki peranan penting dalam pembentukan hemoglobin, yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Selain itu, mencukupi asupan zat besi juga dapat menunjang pertumbuhan serta perkembangan saraf dan otak Si Kecil.

3. Mitos: hindari makanan yang berpotensi menyebabkan alergi

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa menunda pengenalan makanan yang berpotensi menyebabkan alergi justru dapat meningkatkan risiko bayi untuk terkena alergi makanan tersebut.

Agar risiko Si Kecil untuk terkena alergi makanan bisa berkurang, Bunda dianjurkan untuk memberikannya makanan yang sering memicu alergi, seperti telur, ikan, kacang, gandum, kerang, dan susu sapi, secara bertahap dan sedini mungkin.

Namun, selama pemberian makanan tersebut, Bunda perlu memantau kondisi Si Kecil dan mengantisipasi apakah ia mengalami gejala alergi, seperti gatal-gatal, pilek, diare, dan muntah.

Jika Si Kecil mengalami gejala alergi setelah mengonsumsi makanan tertentu, cobalah hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan ke dokter.

4. Mitos: hindari memberikan gula dan garam

Menambahkan gula dan garam pada MPASI Si Kecil sah-sah saja, kok, Bun. Akan tetapi, pemberian perasa ini boleh dilakukan jika memang Si Kecil hanya mau makan makanan yang ditambahkan gula dan garam saja. Bila usia Si Kecil masih di bawah 1 tahun, penambahan gula dan garam sedikit saja, ya, Bun.

Untuk anak Balita, asupan garam yang boleh diberikan adalah tidak lebih dari 2 gram atau sekitar 1/3 sendok teh per hari. Sementara itu, asupan gula pada Balita sebaiknya tidak melebihi 25 gram atau 6 sendok teh per harinya.

5. Mitos: kenalkan sayuran terlebih dahulu, kemudian buah

Informasi yang mengatakan bahwa pengenalan buah lebih dulu akan menyulitkan bayi untuk menerima sayur hanyalah mitos. Bunda bisa memperkenalkan sayur dan buah di waktu yang sama, kok. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah mengimbangi asupan sayuran dan buah dengan jenis makanan lainnya.

6. Mitos: hindari memberi makanan bertekstur jika bayi belum tumbuh gigi

Banyak orang tua yang takut memberikan makanan bertekstur padat pada bayinya karena alasan belum tumbuh gigi. Padahal, anggapan ini keliru.

Bunda dan Ayah tidak perlu ragu untuk menyajikan MPASI yang tertekstur meski Si Kecil belum tumbuh gigi. Walau giginya belum tumbuh, Si Kecil masih bisa mengunyah dan menelan makanan bertekstur dengan baik.

Pemberian makanan yang cukup padat juga bisa melatih kemampuan Si Kecil dalam mengunyah dan menelan, sehingga ia akan terbiasa untuk mengonsumsi makanan padat.

7. Mitos: bayi harus mengabiskan setiap sajian MPASI

Jangan paksa Si Kecil, jika ia tidak ingin menghabiskan seluruh makanan yang Bunda sajikan. Ketika Si Kecil sudah memalingkan wajah atau enggan membuka mulut, itu tandanya ia sudah kenyang. Memaksa Si Kecil untuk makan meski sudah kenyang dapat membuatnya menjadi rewel karena perutnya terasa tidak nyaman.

Itulah mitos pemberian MPASI yang banyak beredar di masyarakat beserta penjelasan yang meluruskannya.

Demi memberikan yang terbaik untuk Si Kecil, sebaiknya Bunda semakin kritis dalam memilah informasi. Pastikan Bunda mencari informasi dari sumber yang terpercaya.

Selain itu, bila ingin mendapatkan informasi yang benar dan tidak termakan mitos tentang MPASI, Bunda juga bisa bertanya kepada dokter.

Tags: #merawat bayi prematur #mitos seputar MPASI