Ternyata Ini 5 Sikap Membangkang Terhadap Suami yang Tidak Disadari Istri

815 views


Islam menghendaki setiap keluarga muslim menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Dalam rangka mencapai tujuan mulia itu, Islam mengatur keluarga dengan tatanan yang sesuai fitrah manusia. Suami menjadi pemimpin dalam keluarga yang harus ditaati oleh istrinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ

“Para lelaki (suami) itu pemimpin bagi para wanita (istri)…” (QS. An Nisa’ : 34)

Begitu besarnya hak seorang suami untuk ditaati istrinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

“Seandainya boleh aku menyuruh seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku akan menyuruh seorang wanita bersujud kepada suaminya” (HR. Tirmidzi; shahih)

Demikianlah Islam mengatur; sebagaimana suami dituntut untuk menafkahi dan mengasihi istrinya, istri dituntut untuk mencintai dan mentaati suaminya, tidak boleh membangkang.

Seorang muslimah yang baik tentu memahami tuntunan ini dan tidak akan membangkang pada suaminya. Namun, ada sejumlah sikap membangkang terhadap suami yang seringkali tidak disadari istri dan akhirnya hal itu dilakukan. Kita akan membahas lima di antaranya, berharap semoga sikap ini bisa dihindari.

1. Menolak ‘Ajakan’ Suami Tanpa Udzur Syar’i

Tidak sedikit istri yang menolak ajakan suaminya untuk berjima’ dengan alasan-alasan yang sebenarnya tidak syar’i. Misalnya ia sebenarnya tidak lelah tapi beralasan lelah, dan itu pun disebabkan oleh aktifitas yang kurang bermanfaat.

Misalnya setelah jalan-jalan belanja bersama teman-teman. Belanjanya tidak banyak dan tidak penting, tetapi jalan-jalannya yang lama sehingga akhirnya terasa agak lelah. Sampai di rumah ia langsung istirahat dan tidak menghiraukan ajakan suami.

Jika sekali dalam setahun, mungkin hal itu bisa dimaklumi. Tetapi jika dilakukan berulang-ulang, tentu menjadi sikap membangkang.

Padahal sekali saja seorang istri tidak memenuhi ajakan suaminya tanpa udzur syar’i, ia dilaknat malaikat sampai pagi.

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِىءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjang lantas istri tersebut enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Pergi Tanpa Ijin Suami

Di zaman sekarang, seringkali seorang istri keluar rumah tanpa sepengetahuan dan seijin suaminya. Misalnya saat suaminya kerja, ia keluar bersama teman-temannya untuk sekedar bersenang-senang tanpa meminta ijin kepada suaminya, bahkan memberitahu pun tidak.

Apalagi jika ia keluar bersama dengan teman-teman wanita dan pria yang di dalamnya terjadi ikhtilath, campur baur laki-laki dan perempuan. Misalnya duduk di mobil bersebelahan dengan teman pria.

Kadang tidak disadari bahwa hal tersebut adalah sikap membangkang terhadap suami. Mengapa? Sebab jika suaminya tahu, ia tidak ridha dengan apa yang dilakukan oleh istrinya.

Rasulullah memberikan tuntunan, seorang istri hendaknya meminta ijin kepada suaminya jika keluar rumah. Meskipun tidak selalu hal-hal kecil juga minta ijin satu per satu, namun hal-hal yang tidak biasa hendaklah minta ijin pada suami.

Kalau sekedar pergi ke depan rumah belanja sayur dan suami sudah memberikan ijin secara umum, tentu tidak harus setiap pergi ke depan rumah menelepon suaminya untuk meminta ijin.

و لا تخرج و هو كاره

“Dan janganlah keluar rumah tanpa ijin suaminya” (HR. Hakim)

3. Banyak Mengeluh dan Kurang Bersyukur

Banyak mengeluh atas kondisi keluarga dan kurang bersyukur terhadap pemberian suami merupakan salah satu bentuk sikap membangkang yang seringkali tidak disadari oleh istri.

Hanya punya sepeda pancal, mengeluh. Suami mendapatkan rezeki dan bisa beli motor masih juga mengeluh, inginnya punya mobil.

Umumnya, mengeluh dan kurang bersyukur ini diikuti dengan melupakan kebaikan suami. Meskipun suami sudah bersungguh-sungguh memeras keringat dan membanting tulang, mencurahkan waktu serta kasih sayang, kebaikan-kebaikan itu mudah dilupakan begitu saja saat suaminya berbuat kesalahan.

Sikap ini pula yang membuat banyak wanita masuk neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

رَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari itu. Aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Ditanyakan kepada beliau, “Mengapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya lagi, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Membuat Suaminya Sedih

Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Hakim, Rasulullah mengingatkan para istri untuk tidak membuat hati suaminya sedih.

و لا تخشن بصدره

“Dan janganlah membuat hatinya sedih” (HR. Hakim)

Bentuknya sangat luas. Misalnya istri yang terlalu banyak menuntut, istri yang memaksa jika meminta sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan atau bisa ditunda, hingga sikap meremehkan suami atau bahkan merendahkannya.

5. Membelanjakan Nafkah Untuk Hal yang Tidak Disukai Suami

Kewajiban suami adalah memberikan nafkah kepada istri. Terkait nafkah ini, istri perlu mengelola sebaik-baiknya untuk kebaikan keluarga, terutama jika ekonomi suaminya dalam kondisi ‘terbatas’.

Yang paling utama adalah kebutuhan primernya terpenuhi; untuk makanan bagi keluarga, membeli pakaian yang diperlukan, operasional rumah tangga, dan pendidikan anak.

Istri boleh menyisihkan sebagian nafkah dari suaminya untuk sedekah dan sejenisnya dengan catatan jika tanpa sepengetahuan suaminya, maka separuh pahalanya untuk sang suami.

وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ نَفَقَةٍ عَنْ غَيْرِ أَمْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَدَّى إِلَيْهِ شَطْرُهُ

“Setiap infak yang ia keluarkan tanpa ijin suaminya, maka separuh pahalanya diberikan kepada sang suami” (HR. Bukhari)

Istri tidak boleh menggunakan nafkah pemberian suaminya untuk hal-hal yang tidak disukai suaminya. Misalnya digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan, atau sekedar dihabiskan untuk bersenang-senang dengan teman, sementara hal-hal yang lebih prioritas malah tidak teranggarkan.

Wallahu a’lam bish shawab.

======

Kenali Penyebab Penebalan Dinding Rahim Beserta Gejala dan Cara Mengatasinya

Penebalan dinding rahim merupakan salah satu kelainan pada sistem reproduksi wanita. Kondisi yang juga disebut dengan hiperplasia endometrium ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, dan umumnya ditandai dengan pendarahan dari vagina atau perubahan pola menstruasi.

Dinding rahim atau endometrium terdiri dari dua lapisan jaringan yang menempel pada otot rahim. Lapisan pertama umumnya tidak berubah, sedangkan lapisan kedua bersifat dinamis dan bisa berubah seiring naik-turunnya hormon estrogen sepanjang siklus menstruasi.

Ada kalanya kelainan jumlah hormon dalam rahim menyebabkan dinding rahim menebal secara tidak normal dan memicu munculnya keluhan tertentu. Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk mengetahui penyebab dan gejala penebalan dinding rahim agar penanganan dapat segera dilakukan.

Penyebab Terjadinya Penebalan Dinding Rahim

Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Pada masa ovulasi, indung telur atau ovarium akan melepaskan sel telur dan estrogen. Jika terjadi pembuahan, hormon ini akan membuat dinding rahim menebal dan penuh dengan pembuluh darah sehingga ideal bagi bakal janin (embrio) untuk tumbuh.

Namun, saat tidak terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita akan menurun. Sel telur yang tidak dibuahi pun akan keluar bersama darah dari vagina ketika haid. Hal ini akan membuat dinding rahim menipis kembali hingga masa ovulasi berikutnya.

Bila jumlah hormon estrogen di dalam tubuh wanita terlalu tinggi, sedangkan hormon progesteronnya terlalu rendah, kondisi ini dapat menyebabkan dinding rahim menebal secara tidak normal. Kondisi penebalan dinding rahim akibat kelainan hormon inilah yang disebut hiperplasia endometrium.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita untuk mengalami hiperplasia endometrium, di antaranya:

  • Usia di atas 35 tahun
  • Riwayat keluarga dengan kanker rahim atau kanker ovarium
  • Perubahan hormon menjelang menopause (pramenopause) atau saat menopause
  • Efek samping terapi hormon estrogen
  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Gangguan organ reproduksi, misalnya infertilitas atau sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Berat badan berlebihan atau obesitas
  • Penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan tiroid, atau penyakit kandung empedu
  • Kebiasaan merokok

Berbagai Gejala Penebalan Dinding Rahim

Penebalan dinding rahim bisa saja tidak menimbulkan gejala atau keluhan apa pun. Namun, sebagian wanita dengan kondisi ini mungkin mengalami beberapa gejala yang meliputi:

  • Periode menstruasi berlangsung lebih lama
  • Jumlah darah yang keluar saat menstruasi lebih banyak dari biasanya
  • Siklus menstruasi tidak teratur, misalnya jarak antara siklus bulan lalu dan bulan ini kurang dari 21 hari
  • Pendarahan dari vagina meski sudah menopause

Tanda dan gejala hiperplasia endometrium tersebut terkadang bisa menyerupai gejala penyakit lain, seperti endometriosis dan kanker rahim. Oleh karena itu, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter agar penyebabnya dapat diketahui dan penanganan yang tepat dapat dilakukan.

Cara Mengatasi Penebalan Dinding Rahim

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, USG transvaginal, histeroskopi, dan biopsi dinding rahim melalui kuret.

Setelah itu, dokter akan melakukan tindakan penanganan sesuai penyebab penebalan dinding rahim yang Anda alami. Berikut ini adalah beberapa langkah yang umumnya diberikan dokter:

Terapi hormon progesteron

Penebalan dinding rahim umumnya terjadi karena kurangnya hormon progesteron. Oleh karena itu, dokter dapat memberikan terapi hormon progesteron melalui pil KB progesteron, IUD yang mengandung hormon progesteron, atau suntikan hormon.

Operasi pengangkatan rahim (histerektomi)

Metode ini umumnya dilakukan apabila terapi hormon tidak berhasil mengobati penebalan dinding rahim atau jika hiperplasia endometrium dicurigai terjadi akibat pertumbuhan sel kanker rahim.

Metode histerektomi juga dapat menjadi pilihan untuk menangani kondisi penebalan dinding rahim pada wanita yang sudah menopause.

Penebalan dinding rahim bukanlah kondisi yang berbahaya dan umumnya bisa disembuhkan. Namun, seperti telah disebutkan sebelumnya, gejala kondisi ini kadang bisa menyerupai penyakit lain yang berbahaya.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala penebalan dinding rahim, seperti siklus h*id menjadi tidak normal, darah h*id yang lebih banyak dari biasanya, atau pendarahan dari v*gina setelah menopause, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Tags: #penyebab penebalan dinding rahim #sikap membangkang istri yang jarang di sadari