Gangguan Saraf Usia Produktif, Generasi Milenial dan Gen Z Wajib Paham

104 views


Gejala seperti sakit kepala, nyeri tengkuk, nyeri pinggang bawah, kesemutan, kebas, hingga diagnosis stroke yang sebelumnya banyak diderita oleh orang tua, kini mulai menyerang anak muda yang disebabkan oleh gaya hidup dan pola kerja sehari-hari. Oleh karena itu, sadar akan gangguan saraf di usia produktif sangat penting untuk digaungkan.

Tetapi, masyarakat terutama para anak muda cenderung masih memiliki persepsi yang salah tentang gangguan saraf. Bahkan, tak sedikit orang Indonesia yang beranggapan bahwa penyakit saraf umumnya hanya terjadi ketika sudah berusia senja.

Gejala Pemyakit Saraf

Padahal hal tersebut jelas salah. Di usia-usia produktif pun bisa mengalami gangguan saraf. Selain itu, kesadaran yang rendah untuk segera melakukan konsultasi ke dokter spesialis saraf dan cenderung melakukan pengobatan mandiri seperti mengkonsumsi obat penghilang nyeri atau pijat dan urut dapat berakibat fatal atau bertambah parah.

Oleh karena itu, sadar akan kemungkinan gangguan saraf di usia produktif sangat penting untuk dipahami oleh generasi muda atau biasa dikenal dengan milenial serta gen Z. Pada faktanya, menurut KBBI, usia produktif adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu. Penduduk dengan usia produktif memiliki rentang usia 15-64 tahun. 

Hingga saat ini, kelompok usia Gen Z yang memiliki rentang usia 8-23 tahun dan Milenial yang berusia 24-39 tahun masih mendominasi usia produktif.

Artikel terkait: 7 Jenis Penyakit Saraf dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

Gejala Sederhana pada Gangguan Saraf

Sadara Saraf di Usia Produktif

(Ki-Ka): r. Zicky Yombana, Sp. S, dr. Eko S. Nugroho, MPH, C, CMO Klinik Pintar, dan Wangsit Firmantika, Content Creator berdiskusi di acara Gerakan Sadar Saraf di Usia Produktif dan Peresmian Neuro Care by Klinik Pintar.

dr. Zicky Yombana, Sp.S menjelaskan bahwa gejala yang muncul kerap tidak disadari sebagai gangguan saraf dan seringkali dihubungkan dengan penyakit dalam (internis) atau penyakit otot dan tulang.

Banyak pemahaman-pemahaman yang salah tentang gangguan saraf sehingga penanganannya terlambat. “Padahal, gangguan saraf memiliki spektrum yang sangat luas mulai dari hal ringan seperti kesemutan, sakit kepala, hingga yang hal kronis seperti stroke. Self-diagnosed bisa memicu salah penanganan dan justru tambah parah.”

Oleh karena itu, gerakan sadar saraf di usia produktif sangat pas untuk digaungkan sedari dini.

dr. Zicky, yang seorang spesialis saraf ini juga menambahkan bahwa masyarakat umumnya harus segera konsultasi ke dokter spesialis jika merasakan keluhan mendadak, intensitasnya semakin sering, diikuti rasa sakit yang berat, dan berulang.

“Memang pada akhirnya screening dan konsultasi itu sudah menjadi dasar yang harus dijalani. Kami para dokter bukan hanya membantu masyarakat untuk sadar risiko, namun juga memprediksi seberapa besar risiko yang mereka miliki sehingga dapat kami bantu mengidentifikasinya lebih awal sebelum menjadi gangguan yang mematikan dan menghabiskan banyak kerugian finansial,” tambahnya. 

Maka, disarankan untuk melakukan dua hal sederhana jika merasakan nyeri di tubuh. Dua hal sederhana tersebut adalah stretching atau peregangan. Lakukan peregangan di daerah yang sakit untuk cegah nyeri timbul kembali.

Lalu, jangan takut untuk konsultasi dengan dokter bila terdapat keluhan mendadak, semakin sering, berat dan berulang. Karena penanganan yang cepat dan tepat akan membantu sakit tidak semakin buruk.

Artikel terkait: Mengenal Gangguan Saraf Dyspraxia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Cek Keadaan Saraf Kini Bisa Dilakukan di Klinik

Sadar Saraf di Usia Produktif

Peresmian Neuro Care

Selain rumah sakit, kini di klinik khusus saraf. Salah satu klinik saraf yang telah dibuka di kawasan Jakarta Selatan adalah Neuro Care by Klinik Pintar. Klinik satu ini dirancang sebagai pintu masuk masyarakat mengetahui dan mengerti dengan baik keadaan saraf dengan gejala seringan apapun.

Selain itu, Neuro Care telah bekerja bersama dokter-dokter spesialis saraf, dilengkapi dengan alat diagnosa yang lengkap setara standar Rumah Sakit dan demi kenyamanan masyarakat.

Jadi, tidak ada salahnya untuk konsultasi ke dokter spesialis mengenai keadaan saraf selagi masih produktif.

***

Baca juga:

Sering Taruh Dompet di Saku Celana? Waspada Saraf Rusak Akibat Hip Pocket Syndrome

Kelainan Saraf Langka Sindrom Tourette: Gejala, Bahaya dan Pengobatan

Anji Alami Saraf Kejepit Setelah 20 Hari Nyeri, Kenali Gejala dan Penyebabnya!

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.



Source link