Kembaran Wayan Mirna Salihin Tiba-tiba Muncul Kembali, Beri Pernyataan Mengejutkan Terkait Kasus Kopi Sianida


Sandy Salihin, kembaran Wayan Mirna Salihin, memberi komentar terkait film dokumenter Ice Cold yang mengulas kasus kopi sianida yang menjerat Jessica Wongso.

Kontroversi terkait kasus sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin kembali mencuat.

Dalam kasus yang terjadi pada 2016 lalu ini, Jessica Kumala Wongso ditetapkan sebagai tersangka dan divonis bersalah dan penjara 20 tahun.

Biang kerok mencuatnya kembali kasus ini adalah kemunculan film dokumenter bertajuk Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.

Itu adalah film dokumenter terkait kasus kopi sianida itu.

Tak lama setelah film itu muncul, kembaran Wayan Mirna Salihin, Sandy Salihin, juga muncul.

Dia pun memberikan pesan yang menohok terkait kasus tersebut.

Terkait film dokumenter yang tayang di Netflix itu, ada sejumlah sosok terkait kasus tersebut yang dimunculkan.

Mulai Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna, hingga pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan.

Film itu juga kembali menghadirkan beragam penafsiran baru juga keraguan tentanga vonis yang yang dijatuhkan kepada Jessica.

Tak sedikit yang mulai mempertanyakan soal dasar hakim memberikan hukuman 20 tahun ke Jessica Kumala Wongso.

Menanggapi hal tersebut, kembaran Mirna Salihin, Sandy Salilihin pun memberikan komentarnya.

Sandy Salihin pun membuat Insta Story dan berpesan ke netizen.
Sandy Salihin pun meminta netizen melihat keseluruhan persidangan dan baru menyimpulkan kasus ini.

“Please, watch the real trial not just because one hour documentary, you can get all your conclusion,” begitu tulisnya.

Disisi lain diberitakan sebelumnya, setelah serial dokumenter kopi sianida itu ditayangkan, kini banyak orang yang meragukan bahwa Jessica Wongso pembunuh Mirna Salihin.

Dokumenter bertajuk Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso tersebut memicu persepsi baru dari warganet terkait siapa sosok pembunuh Mirna sebenarnya.

Seperti salah satu warganet X (dulu Twitter) dengan akun @zhajoon, mulai meragukan wanita yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pondok Bambu, Jakarta Timur itu sebagai dalang pembunuhan.

“Ternyata setelah didokumenterin jadi buat persepsi baru, sebenernya jessica ini beneran bun*h mirna apa sih? Kurangnya bukti tapi sikapnya jessica curiga banget, tenang ketawa ketiwi,” tulisnya.

Komentar serupa turut diungkap warganet @sungcamn.

“Menurut w janggal dari kedua sisi sih. kaya jessica ini perilakunya aneh banget, tapi juga ga ada yg kuat ngebuktiin kalo dia beneran ngebunuh. plot twist banget. kek jessica kalo lu ga ngebunuh kenapa perilaku elu sus bgt, tp kalo beneran ngebunuh juga knp ga ada buktinya,” tulisnya.

Tidak hanya di X, media sosial TikTok juga ramai unggahan video yang meragukan kematian Mirna karena Jessica.

Ayah Mirna keceplosan

Sementara itu, Edi Darmawan Salihin, ayah dari Mirna Salihin sempat keceplosan diduga punya botol racun sianida di rumahnya.

Anaknya, Mirna Salihin diketahui tewas usai menenggak kopi yang sudah tercampur sianida.

Kecepelosannya Edi beredar dalam video amatir yang diunggah ulang oleh akun Instagram @lambe turah, Rabu (5/10/2023).

Tampak dalam tayangan video tersebut, ayah Mirna itu sempat keceplosan memiliki botol sianida.

Kasus kopi sianida yang menyeret Jessica Wongso hingga membuat sahabatnya Moirna Salihin mencuat kembali.

Pasalnya kasus ini dijadikan film dokumenter yang ditayangkan di Netflix.

Kendati demikian, ada sejumlah pihak yang menilai adanya kejanggalan yang ada dalam kasus ini.

Video lawas wawancara Edi Darmawan kembali viral, di mana dalam potongan video itu Edi diduga keceplosan memiliki botol racun sianida.

“Saya ada botolnya tuh yang dia pakai,” ujar Edi Darmawan.

“Botol yang dipakai untuk? tanya host

” botol yang diapakai untuk ngeracun keliatan mirip,” ungkap Edi

“Yang menampung racun itu?” tanya Host

“Haaa,”kawab Edi

“Bapak ada botolnya ya?” tanya host

“Ya enggak saya menduga botol ini oh seperti di Australia, kecil jadi sampel daripada parfume, kecil segini bening

“Darimana bapak Edi tau bahwa seperti inilah botol yang dipakai?

“Biasa insting saya jarang mleset ya, saya kalau di perusahaan saya itu industri saya segala jarang mleset kalau saya ngomong ini, ini biasanya ya ini bukan dukun tapi saya tebak aja

“Dan bapak menduga seperti itulah?” tanya Host

“Iyaa buktinya nanti liat aja Jessica, saya buktikan juga gitu,” ungkap Edi

“Yang tadi bapak bilang dari Australia?” tanya Host

“Kita tidak lihat kita tidak lihat, tapi saya kok insting itu, karena waku saya tanya kepada ahli toxicologi ini segini pas gak? pas kata dia, nah itu aya kaget tu, nah pas waduh kalau gitu tebakan saya bener nih kali, jumlah yang masuk yaiut 15 gram per liter air,”

“Nah, yang ada di kopi mirna itu 2,98 sekianlah begitu ya karena kan sedikit kan kalau di gelas kalau bukan seliter, sekarang kalau mau ditanya kenapa kata si Oto ni, kenapa kok di botol ya di tampungnya di botol, kenapa yang di gelas kagak ada nanti biarlah orang labfor yang menjawab saya cuman aksi sedikit aja ilustrasi. Labfor waktu menyita itu dari anah abang kepada polda hanya dia cuman perantara bawa ke polda itu saya juga gak tau,” jelas Edi.

Potongan video ini menuai perhatian warganet dan turut membuat waraganet berkomentar

“Pihak Netflix harus bikin part dua ya, kalau beneran Jessica gak bersalah kasihan loh 20 tahun itu gak sebentar lama bgt bgt,” tulis akun @immanueltan28

“Gua sampe skrng ga percaya kalo jesica yang bunuh, soalnya bnyk kejanggalan jg di keluarga, apalagi soal asuransi si mirna,” tulis akun @octawaee31_.

“Gunanya kepolisian apa yak kalo masalah 7 tahun kaya gini terus tbtb kebongkar grgr pengakuan botol di acara tv lokal,” tulis akun @yoapr_

“Tim yg percaya jesika memang yg melakukan” tulis @mawa_fatma**rin

“YAELAHHHHH CARI TEROOS DICARI TEROSSSS AMPE DAPET logika aja mana ada orang yang mau anaknya mati,lagian mati nya aja dimana bapaknya dimana heran pada mau banget di begoin sama film dokumenter yg cuma sejam, dibanding fakta persidangan yang begitu panjangnya” tulis @ris**aabie.

Terkuak Profesi Ayah Mirna Salihin, Edi Darwaman Ngaku Bangkrut di Bisnis Senpi, Sekarang Lakukan Ini untuk Sambung Hidup

Terungkap profesi Edi Darmawan, ayah Mirna Salihin yang selama ini disebut-sebut orang penting hingga memiliki kenalan banyak polisi.

Diketahui, meski Jessica Wongso sudah ditetapkan sebagai terdakwa pembunuhan dalam kasus kopi sianida, tetapi kematian Mirna Salihin masih meninggalkan banyak isu.

Salah satu yang paling ramai mengenai adanya asuransi kematian senilai Rp 69 miliar yang diduga diterima ayah Mirna Salihin.

Namun, dalam wawancara bersama Karni Ilyas, ayah Mirna mengklarifikasi soal isu asuransi yang dibuat oleh pihak Jessica Wongso.

“Dia (Yudi Wibowo Sukinto, pengacara Jessica Wongso) ngomong macam-macam lah yang saya (anggota) BIN, dapat asuransi Rp 69 miliar,” ucap Edi Darmawan, Sabtu (7/10/2023).

Menurutnya, jika uang itu benar-benar ada, Edy akan menitipkan ke orang yang membutuhkan atau ia gunakan untuk membangun rumah ibadah.

“Saya bilang, kalau saya dapat, saya titip Pak Karni uang itu nih, sekarang disaksikan seluruh rakyat Indonesia, saya titipkan bikin Masjid sama kasih dhuafa,” katanya lagi.

Bahkan ayah Mirna menantang siapa saja masyarakat yang bisa membuktikan tuduhan tersebut.

Dia menegaskan isu mengenai asuransi Rp 69 miliar milik Mirna adalah tidak benar.

Selain itu, Edi mengakui dirinya memang mengenal banyak polisi, namun dia bukan anggota BIN seperti isu yang beredar.

“Sejak kasus Mirna saya memang kenal beberapa (polisi),” kata Edi menjawab pertanyaan Karni Ilyas.

Ia mengaku kenal polisi dan Densus dari hobinya menembak.

Edi mengaku sebagai atlet menembak dari Perbakin.

Ia juga mengaku sering meraih penghargaan dari lomba atau kompetisi menembak.

“Gimana sih, saya yang ngurus orang Densus nembak-menembak, gimana nggak kenal sih, kenal aja,” kata Edi.

Karni Ilyas juga menanyakan bisnis Edi di bidang senjata api.

“Suplier senjata polisi?” tanya Bang Karni.

“Nggak, saya waktu itu angkatan darat. Babek (Badan Bembekalan), ABRI,” kata Edi.

“Oh penyuplai Babek?” kata Karni Ilyas.

“Iya pernah sama teman dulu. Bayarnya tahu sendiri kan,” kata Edi.

“Logistik Polri nggak?” tanya Bang Karni.

“Bangkrut, nggak mau terusin,” kata Edi.

Sekarang Edi mengaku sudah pensiun.

Ia memilih berkebun menanam cabai di wilayah Pamijahan, Kabupaten Bogor.

“Om sekarang udah pensiun, udah tua. Om ke gunung, ke Bogor daerah Pamijahan, Cemplang, nanem cabe udah panen dua kali, lumayanlah buat hidup,” kata Edi.

Ia juga memiliki tanah di wilayah Bitung yang dimanfaatkan untuk bisnis singkong.

“Tanah om di Bitung, buat ngumpulin singkong dari Lampung, semua dari Sumatera turun ke bos saya Haji Tabroni dia kirim ke Merak, deket kan sama pelabuhan Merak saya punya tanah,” katanya.

Singkong itu kemudian dijual ke Korea, namun Edi mengaku tak ikut dalam bisnis ekspornya.

“Nah itu kita jual ke si orang Korea. Kita gak ikut ekspor karena ekspor sekali gagal, ditolak. Melalui Korea ini dibayar terus, biarinlah, untung lebih dikit, gak apa-apa,” kata Edi.

Edi mengaku tak memiliki bisnis dengan ribuan karyawan seperti dulu kala.

“Itu kerjaan om kaya gitu, bukan lagi kerja hebat yang karyawannya sampai 6 ribu, pak Karni juga tahu. Jasa semua kartu kredit kita handle itu,” kata Edi.

Kini Edi mengaku tak memiliki bisnis lain.

“Nggak punya bisnis,” katanya.

Namun, Karni Ilyas membuka bahwa Edi masih memiliki bisnis properti.

“Bukan properti, itu sisa om waktu hebat, waktu jaya-jayanya properti om banyak. Dijualin buat makan hidup. santai aja,” kata Edi.

Jawaban Edi pun menjadi sindiran oleh Karni Ilyas.

“Hebat, properti yang djual buat makan hidup,” kata Bang Karni.

“Oh iya, separo harganya,” kata Edi.

“Ya masa perumahan mewah buat makan,” kata Karni Ilyas.