Sudah 26 Tahun Bersahabat,Pak Ambo Dapat Firasat di Malam Sebelum Buaya Riska Dievakuasi BKSDA


Pak Ambo sosok yang sudah 26 tahun bersahabat dengan buaya Riska mengungkapkan firasatnya di malam sebelum binatang reptil itu dievakuasi BKSDA.

Buaya Riska dikabarkan dievakuasi BKSDA Kalimantan Timur dari tempat tinggalnya di Sungai Guntung pada Selasa (3/10/2023).

Pak Ambo meyakini buaya yang dibawa BKSDA itu merupakan Riska setelah melihat ciri fisiknya.

“Itu Riska. Saya bisa pastikan dari bentuknya,” kata Ambo kepada Tribunkaltim.co.

Hal itu dilihat dari ciri-ciri fisiknya, yang memiliki warna putih kekuning-kuningan dengan panjang kurang lebih 4,5 meter dan lebar 80 centimeter.

Ia mengaku tidak bisa berbuat banyak saat proses relokasi dilakukan.

Lantaran ia dihalangi pihak kepolisian yang berjaga di rumahnya.

“Anak saya turun ke muara juga melihat banyak bekas kaki orang di tempat buaya Riska biasa berjemur,” ungkapnya.

Firasat Pak Ambo

Selain itu, Ambo mengaku istri dan anaknya di Samarinda sempat diberikan firasat melalui mimpi bahwa Riska akan ditangkap.

“Istri saya sempat dimimpikan di malam Riska ditangkap seperti diberikan tanda-tanda,” tutur Ambo.

Pagi harinya, Info tersebut langsung terkonfirmasi usai ia mendapat laporan dari sang pengacara.

“Paginya saya langsung dikirimkan foto sama pengacara saya lewat WathsApp kalau Riska ditangkap,” akunya.
Diakuinya, saat Selasa malam Ambo tidak bisa turun ke lapangan bersama petugas BKSDA Kaltim.

Lantaran dihadang oleh petugas kepolisian.

“Enggak bisa kemana-mana saya. Orang malamnya saya dijagain terus. Nah, kebetulan Riska berjemur makanya mudah ditangkap,” bebernya.

Sementara anak Ambo, Agus Suriah mengaku subuh setelah pulang mancing melihat di muara Sungai Guntung, tempat Riska berjemur terdapat jejak manusia.

“Saya bisa memastikan yang ditangkap itu Riska,” tuturnya.

Sementara, Tribunkaltim.co mencoba menghubungi pihak BKSDA Kaltim namun sampai berita ini terbit belum ada jawaban yang diberikan.

Kesaksian Tetangga

Terungkap bantahan tegas dari tetangga Pak Ambo soal buaya Riska yang dituding terkam warga di sungai Bontang, Kalimantan Timur.

Menurut pengakuan Yahya, tetangga Pak Ambo dirinya dengan jelas melihat bahwa yang menerkam warga saat itu adalah buaya Ompong dan bukan Riska dilansir dari channel youtube fitriyani RISKA, Rabu (4/10/2023).

Pada video tersebut Pak Ambo meminta keterangan langsung dari tetangganya, Yahya yang menjadi saksi saat kejadian.

Saat itu diketahui bahwa Pak Yahya sendiri melihat jika buaya yang menarik korban bukanlah Riska.

“Penjelasan Pak Yahya tetangga Pak Ambo ‘Iya kalo itu bukan si ompong cuma luka aja pasti posisi kakinya itu udah putus.

Namanya buaya, badan Riska juga mulus, memang kupastikan itu ompong.

Saya narik ibu yang digigit itu,” jelas Pak Yahya selaku tetangga Pak Ambo yang jadi saksi.

Tak hanya itu, Pak Ambo ikut mengungkap kronologi kejadian warga diterkam buaya yang ternyata bukan Riska.

“Ini saya juga mau menceritakan kejadian malam itu, Pak Ambo sama sekali tidak tahu, Pak Ambo sama keluarga udah tidur saat kejadian jam 10 lewat sekitar jam setengah 11.”

“Ada tetangga manggil manggil ada korban penyerkapan buaya di jembatan coba kamu kesana siapa tahu Rizka,” katanya.

Namun saat itu, Pak Ambo yang datang ke lokasi kejadian langsung menyadari bahwa buaya yang menerkam warga bukanlah buaya Riska melainkan Ompong.

“Pak Ambo jadi pas sampai di lokasi kejadian bukan Riska, sebelum pulang saya sempat bertanya siapa, itu ompong,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Pak Ambo yang tak terima jika Buaya Riska difitnah menerkam warga dengan tegas meminta bukti kepada korban.

Sebab hingga saat ini korban yang menuding buaya Riska tak dapat memberikan bukti apapun kepada Pak Ambo.

“Kebetulan mulai dari kejadian itu saya minta bukti karena di korban selalu menyangkut pautkan persoalan penerkaman itu ke Rizka dan pak Ambo.”

“Saya selalu tanya bukti, tapi sampai sekarang bukti itu tidak ada sampai saya sempat memergoki oknum yang ingin menangkap dan menyakiti Rizka di perairan sini di habitatnya.”

“Yang ompong ini emang gelarnya karena pas dia datang kerumah giginya cuma satu kecil kecil, mungkin sekarang sekitar 2 tahun giginya mulai tumbuh tapi pendek pendek makanya namanya itu tetap di ompong,” kata Pak Ambo.

“Saksi ada, semua orang bilang itu si ompong karena kan disaat satu malam setelah kejadian si ompong masih naik kesitu, malam kedua dia naik juga makanya saya selalu menyuruh jangan tangkap Riska, sasaran utama kita itu yang memakan korban, bukan Riska, tapi sampai saat ini Riska yang mau ditangkap karena tidak diperhatikan

Setelah abis kejadian ampir satu bulan baru dia datang kerumah, banyak warga yang lihat kalo itu bukan Riska,” lanjut Pak Ambo.

Pak Ambo kemudian berharap jika Riska tak dievakuasi oleh BKSDA usai difitnah menerkam warga.

“Teman teman perlu kuceritakan, sebelum Rizka di evakuasi mudah mudahan tuhan bisa memberikan jalan kebenaran buat Rizka dan keluarga Pak Ambo.

Kayak apa langkah berikutnya mudah mudahan pak Ambo bisa mengatasinya, saya tetap tidak mau dia direlokasi,” katanya.

Menurut Pak Ambo selama ini dirinya selalu berlaku manis dengan Buaya Riska.

Hal tersebutlah yang membuat Buaya Riska dekat serta mengerti semua perkataan yang disuruh Pak Ambo.

“Tapi kami selalu berinteraksi sama dia sampe saya cium.

Dari kecil dia selalu dikasih tau, dari kecil dia diajari dan dia mengerti apa yang saya bilang, cuma kadang kadang dia tidak mau dipaksa,” katanya.

Apalagi Pak Ambo takut apabila buaya Riska dipindahkan akan terjadi hal buruk.

Sebab buaya Riska sejak kecil berada di sungai dan selalu dibawah pengawasannya.

“Dia ini penunggu muara sini, bilamana dia diangkat takutnya ada apa apa itu.

Takutnya juga dia beda pikiran stress tidak di alam bebas, apalagi dia liat orang lain ga ada saya yang ngasih makan tiap hari,” ujar Pak Ambo.

Tak hanya itu saja, Pak Ambo menceritakan kedekatan keluarganya yang spesial dengan Buaya Riska.

“Kalo emang Rizka ingin menyakiti Pak Ambo dan keluarga mungkin dari dulu diantara kami ada yang terluka,” katanya.

“Dulu masih kecil anakku masih pake sempak saja,” lanjut Pak Ambo.

“Iya sekarang umurku sudah 20 tahun, berarti kamu sudah lebih dari aku.

Aku juga dulu sering banget kasih dia makan,” sambung putri Pak Ambo.

Tangkapan layar momen kedekatan Pak Ambo dengan buaya Riska. (Istimewa/Youtube Fitriyani Riska)

Kini, Pak Ambo berharap agar pemerintah kota Bontang dapat bersikap adil kepada buaya Riska.

Bukan tanpa sebab, hal tersebut lantaran hingga saat ini Riska yang dituding menerkam warga masih tak terbukti benar.

Pak Ambo juga ingin pihak pemerintah kota Bontang dan masyarakat sekitar yang terpengaruh fitnah dapat lebih bijak mencari bukti tanpa menuduh terlebih dahulu.

“Harapannya semoga pemerintah kota Bontang dapat menyelidiki yang disebut korban itu bahwa itu Riska, karena itu Riska yang menaikan nama kota Bontang jadi harapan Pak Ambo cuma itu, tolong diselidiki buktinya kalo memang itu Riska,

Dia tidak bisa menunjukkan bukti, jadi itu salah,” jelasnya.

“Untuk warga yang terprovokasi jangan mengambil tindakan yang tidak terbukti, bisa jadi keributan itu, tolong selidiki karena tidak ada bukti.

Tanyakan dulu bukti kalau itu Riska, semua yang disini tau Riska tidak mungkin menyakiti,” pungkas Pak Ambo.